Tan Malaka Pejuang Kesepian
Rumah Tan Malaka terletak di sebuah lembah yang diapit oleh dua bukit. Di Nagari Pandan Gadang, Suliki yang sekarang masuk wilayah Kab. 50 Kota Sumatera Barat.
Kampung Pandan Gadang berada di pedalaman perut Pulau Sumatera. Sekarang jalan ke kampung ini sudah terang dan jalan sudah mulus beraspal.
Pada masa itu, sulit membayangkan bagaimana seorang anak sebelas tahun pada 1908 meninggalkan kampung halamannya untuk belajar ke Bukittinggi. Naik apa? Entah apakah sudah ada jalan pada masa itu, ataukah baru jalan setapak atau sekedar jalan lewat pedati atau bendi.
Hingga karena kecerdasannya oleh saran gurunya, dan dibantu dana oleh para engku di kampungnya beliau dikirim belajar ke Belanda. Dari sinilah petualangan internasionalnya bermula.
Tak banyak yang tahu, bahwa sesungguhnya Bapak Republik Indonesia adalah Tan Malaka. Lewat gagasannya Naar De Republiek Indonesia, yang menjadi gagasan tentang Republik Indonesia yang merdeka pada tahun 1924.
Pemikiran-pemikirannya melampaui zamannya. Beliau menjadi inspirasi dan guru bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia. Salah satu ucapannya yang terkenal adalah, “Bergelap-gelap dalam terang dan berterang-terang dalam gelap.” Seperti kampung asalnya Pandan Gadang yang sepi, akhir hidupnya pun penuh kesepian. Bapak Revolusi Indonesia ini pun mengakhiri hidupnya dengan tragis: dibunuh oleh anak bangsa sendiri yang diperjuangkan kemerdekaan olehnya. Revolusi memakan anaknya sendiri!
Kisah lebih banyak tentang Tan Malaka bisa dibaca di blog ini. Silahkan lakukan pencarian dengaj kata kunci: Tan Malaka