Sporte - Islamic Swimwear

Dalamnya laut bisa diduga, dalamnya hati tak ada yang tahu.

Orang menghukumi karena zahir—dikarenakan apa yang diucapkan, apa yang dilakukan. Apakah ini adil? Bisa jadi batinnya tidak seperti yang ditampakkan, tidak bermaksud seperti apa yang dilahirkan.

Tapi begitulah hukum kehidupan sosial. Soal motif, soal isi hati atau batin orang tak bisa mendakwa. Kebebasan pribadi mesti tunduk pada kebebasan dan kemaslahatan orang banyak. “Mulutmu harimaumu”, demikian para leluhur menyampaikan. Mulut ibarat pedang, jika tak hati-hati menyampaikan maka akan melukai diri sendiri. Jangan sampai pula menyakiti orang banyak. Walau harimau dalam perut hendaklah kambing jua yang dikeluarkan.

Berbicara merupakan media utama dalam proses interaksi sosial. Jangan sampai pembicaraan menjadi bumerang bagi diri. Berbicara haruslah melalui proses berpikir dan merasa. Hendaklah mengerti apa yang diucapkan dan konsekuensinya, sebab bila tidak maka akan seperti orang kerasukan. Janganlah sampai menyampaikan apa yang tidak dimengerti.

Orang menghukum pada yang tampak. Yang tampak biasanya merefleksikan apa yang di dalam. Hati dan pikiran yang tenang akan melahirkan ketentraman pada lingkungannya. Hati yang gundah, gelisah, marah, stress akan menampakkan ketidaknyamanan bagi sekelilingnya.

Ali RA berkata: “Hati yang jahat terletak pada mulutnya, dan mulut yang baik terletak pada hatinya.”

Kualitas ucapan juga menampakkan kualitas diri seseorang. Apa yang diucapkan itulah yang dipegang oleh orang. “Kerbau dipegang talinya, manusia dipegang ucapannya.”

Dalam konteks orang beriman, apa yang diucapkan itulah yang akan dicatat malaikat, yang akhirnya akan menjadi nasib yang akan menentukan takdir hidup kita.

SUATU hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata, “Ya Rasulullah! Sungguh si fulanah itu terkenal banyak shalat, puasa, dan sedekahnya. Akan tetapi juga terkenal jahat lidahnya terhadap tetangga-tetangganya.” Maka berkatalah Rasulullah SAW kepadanya, “Sungguh ia termasuk ahli neraka.”

Kemudian laki-laki itu berkata lagi, “Kalau si fulanah yang satu lagi terkenal sedikit shalat, puasa dan sedekahnya, akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Maka Rasulullah SAW berkata, “Sungguh ia termasuk ahli surga.” (HR.Muslim)

Maka, jagalah hati…. karena ia akan menjadi lentera hidup ini…(kayak lagu Aa Gym, ya… 🙂 ).

Tinggalkan komentar