Kamis – Sabtu, 3 – 6 Oktober 2007 saya berada di Ternate untuk melakukan tugas kantor. Instalasi aplikasi e-UKM di PT Pos Ternate.

Ternate, sebuah pulau sebelah barat pulau Halmahera. Gabungan unik antara pantai dan pegunungan. Pulau Ternate dijaga oleh Gunung yang menjulang dan lautan yang terbentang. Di daratan terpancang gunung Gamalama setinggi 1.715 meter. Sementara pantainya di sebelah barat menghadap ke pulau Sulawesi, timur menghadap Pulau Halmahera, utara Samudera Pasifik dan Selatan gugusan kepulauan Maluku. Kalau mau lihat sekilas Ternate coba lihat gambar yang ada pada uang kertas Rp 1.000,- Ada gambar lautan dan pulau Maitara dan Pulau Tidore yang eksotik.

Selesai melakukan tugas instalasi aplikasi di PT Pos Ternate, saatnya melakukan jalan-jalan. Saya dan 2 teman lain yang juga melakukan instalasi aplikasi berbeda berencana hendak pergi jalan-jalan sekitar Ternate. Dari hotel kami jalan kaki ke terminal, naik kendaraan angkutan kota yang mengantar kami ke pantai yang berada di kampung Sulamadaha. Dalam perjalanan ke Terminal kami menemukan Benteng Oranye, benteng peninggalan Portugis yang dibangun abad 16. Sayang sekali, benteng ini tidak terurus dan keliatan kumuh dalam himpitan dereten warung-warung semi permanen di depannya.

sulamataha_hiriSesampai di pantai Sulamadaha, tampak lengang karena saat ini adalah bulan puasa. Para pengunjung dan pedagang tak kelihatan. Cuma beberapa orang yang seperti kami mendapati kesepian di pantai berpasir hitam dan menghadap ke Pulau Hiri.

Setelah berfoto sebentar, kami sepakat dengan supir angkot untuk mengantar kami keliling pulau Ternate dan mengunjungi beberapa tempat wisata lainnya. Disepakati ongkos untuk mengantar kami bertiga sejumlah Rp 75.000.

Dari pantai Sulamadaha yang berada di Utara pulau lalu kami bergerak menyisir jalan yang berada di tepi pantai, di kaki gunung Gamalama terus ke arah Barat pulau. Sebelah kiri kami, menjulang tinggi gunung Gamalama, sementara sebelah kanan menantang lautan luas.

Jalan yang menanjak, lalu menurun mengikuti kontur pegunungan dan pantai. Kampung demi kampung kami lewati. Kampung Takome, Kampung Loto, Kampung Togafo, Rua, Kalumata, Kayu Merah dan seterusnya. Mengingatkan saya akan perjalanan menyisir danau Maninjau di kampung halaman saya. Di satu sisi perjalanan danau luas membentang, di sisi lain perkebunan, perbukitan semakin menanjak terus ke atas. Supir kami, Pak Lutfi banyak bercerita tentang pulau ini dan konflik yang sempat melanda dan melukai para penduduknya.

Kami singgah di menikmati Danau Tolire. Antara gunung dan lautan, di pinggang gunung terdapat sebuah danau. Danau ini seperti kawah, dimana di bawah terbentang danau yang berair hijau. Menurut Pak Lutfi, kalau kita melempar batu ke bawah danau maka batu itu akan menyisir ke tepi ke arah kita kembali.

tolire_lakeSebagaimana daerah lain, terdapat juga kepercayaan masyarakat sini bahwa danau ini dahulunya adalah sebuah kampung yang ditenggelamkan karena sebuah kesalahan. Hawa mistik terasa di danau ini, apakah karena air yang berwarna hijau penuh misteri, atau karena letak danau yang nun di bawah tak bisa kami dekati. Menurut Pak Lutfi, kalau kita beruntung (?) maka kita akan bisa melihat kemunculan buaya putih dari danau ini.

Melanjutkan perjalanan, kami terus bergerak menyisir jalan di pinggir pantai. Melewati kampung demi kampung dari Barat terus ke Selatan. Di pinggir jalan melewati kebun dan kampung masyarakat terbentang pohon-pohon cengkeh,pala dan kelapa. Kesederhanaan terlihat dari kampung-kampung yang dilewati. Pulau ini pernah jaya dengan hasil Cengkeh dan Buah Pala. Harga cengkeh rupanya masih belum menggembirakan. Tapi harga Pala lumayanlah, begitu paparan Pak Lutfi.

Bergerak ke Selatan, kami sampai di danau kecil yang bernama Danau Laguna. Yang ini unik pula. Dari jalan raya mobil angkot kami menepi. Di sebelah kanan terbentang lautan dan disebelah kiri jalan, sedikit menuruni ketinggian jalan, kami mendapati danau ini. Tidak terlalu besar, beberapa penduduk membuka peternakan ikan di pinggir danau ini.

Hari semakin sore, puasa yang dilakukan dan panas terik pulau Ternate serasa membakar kepala dan membuat dahaga. Kami melanjutkan perjalanan menyisir selatan pulau kembali ke arah barat. Sekitar 2 jam lebih kami lewati dalam perjalanan ini. Sekitar 42 kilometer panjangnya rute yang dilewati. Pusat kota telah dimasuki dan perjalanan ini pun segera berakhir.

Sayang, waktu yang singkat selama di Ternate membuat kami tidak banyak bisa mengeksplorasi tujuan wisata disini. Ada pulau Halmahera, Maitara, Tidore, Moti, Makian, Morotai dan lainnya.

senja_ternate

 

– Berbuka puasa, senja di Pantai Ternate

Kehidupan Islam sangat kental terasa di pulau ini. Bulan puasa, jangan berharap kita akan menemukan ada pedagang yang menjual makanan disini. Beda dengan Jakarta atau beberapa daerah lain di Indonesia dimana bebas orang berjualan. Di Jakarta, saya temukan ketika masuk bulan puasa, seharusnya orang-orang yang berjualan menutup kedainya, eh malah semakin banyak yang membuka kedai makanan secara terang-terangan.

Saat Jumatan masuk, toko-toko tutup dan dibuka kembali setelah Shalat Jumat selesai. Sebelum Maghrib, sebelum berbuka toko-toko sudah pada tutup. Saya sempat salah duga, wah, kehidupan Ternate sudah selesai dan malam pun akan menjadi sepi. Tapi ternyata saya salah, setelah orang-orang selesai berbuka dan menjalankan shalat Maghrib, sekitar pukul setengah delapan toko-toko kembali dibuka, dan kota kembali bergeliat.

Pulau ini pernah diamuk perang saudara. Bekas luka masih tersimpan di dada para penduduknya dan menyisakan sesal yang mendalam. Dari ceita Pak Abdulllah, manejer SDM PT Pos Ternate tempat kami menginstal aplikasi dan cerita Pak Lutfi supir yang mengantar kami, betapa kerusuhan yang melanda sekitar tahun 2000 – 2001 menyisakan luka dan penyesalan yang mendalam di hati mereka. Para elit yang bertarung, masyarakat kecil yang berantakan. Perang saudara telah telah terjadi antar mereka. “Jangan sampai terjadi lagi deh Pak!”, demikian ungkap Pak Lutfi kepada saya. Penyesalan terpancar dari mukanya.

“Yah, gajah sama gajah bertarung pelanduk mati terinjak di tengah-tengah.”

Hotel Nirwana, Ternate 06 Oktober 2007


44 tanggapan untuk “TERNATE, PULAU YANG DIJAGA GUNUNG DAN LAUTAN

  1. Mas Syam,

    Saya gembira membaca pengalaman Anda di Ternate, karena sebelum bulan puasa saya berkunjung ke sana. Pulau kecil itu memiliki banyak obyek wisata, namun sayang tidak terawat dan kurang informasi. Selain mengitari pulau tersebut, saya juga mengunjungi Tidore dan singgah di Sidangoli, Halmahera. Benar-benar pengalaman yang luar biasa.

    Mas menginap di Hotel Nirwana? Sebelah mana? Saya menginap di Hotel Archie.

    Saya bertugas sebagai trainer untuk teller dan CSO magang BCA. Boleh donk kita kontak untuk berelasi.

    Terima Kasih
    R.Wiratanya

  2. Pak Risal/Wira (maaf, saya panggil apa ya?)

    Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya.
    Hebat, pengalaman saya kalah dengan bapak yang sudah berkunjung ke beberapa pulau lainnya. Saya cuma di Ternate saja.

    Saya menginap di hotel Nirwana, dekat pusat kota Ternate di sebelah kiri kantor gubernur dan dekat dengan pantai. Jadi kalau ingin jalan2 cuma jalan kaki dari hotel.

  3. Masih pengen ke Ternate kan Uda?

    Banyak lho orang Minang tinggal di Ternate….
    Salam Kenal tapi saya bukan orang Minang tapi pendatang juga di Ternate

  4. Ternate is BEATIFULL…!

    Saya dari lahir sampe besar emang di ternate. tp, skg saya lagi belajar di pulau jawa tepatnya di Yogyakarta.

    Met Kenal…

  5. Salam kenal pa…
    Klw jalan2 sudah, Ngimana dengan makanan khasnya, pa sudah dicoba?
    Hmmmm… Semua tempat sudah sy kunjungi lho pa dan setelah membaca kunjungan bpk di beberapa tempat kyknya masih ada tempat yang bpk lewatkan. Kpn2 jalan lagi ya pa….!!
    Makaci…
    Mari Moi Ngone Futuru…

  6. wadhuuuuhhh.. kayanya bapak asyik bangad yah jalan2 di ternate….

    saya juga asli ternate….. tp sekarang saya di jakarta pak, biasa sedang mengemis ilmu dari Allah….

    salam hormat.. semoga pekerjaan bapak lancar

  7. wadhuuuuhhh.. kayanya bapak asyik bangad yah jalan2 di ternate….

    saya juga asli ternate….. tp sekarang saya di jakarta pak, biasa sedang mengemis ilmu dari Allah….

    salam hormat.. semoga pekerjaan bapak lancar

  8. salam kenal.Setelah melihat foto bpk,m`buat saya semakin rindu ma Ternate.Sayangnya g dilampirkan foto wkt di danau ngade ya…padahal saya berharap bisa melihat danau itu.Maklum belum pernah ke sana…;p

  9. Salam kenal dari saya.saya , orang tua saya asli ternate, tapi saya nga tau ternate kaya apa ya. tapi kalo di lihat indah juga ya.pada hal saya berharap suatu saat bisa kesana. ok salam kenal dan selamat bekerja .

  10. salam kenal dari ana. jadi kangen kalau lihat foto nya .aduh jadi inget ma oma deng opa. mami papi . yah semua nya nga ada lagi tinggal papi saja. aduh ternate. kangen banget. ana mau berita lg dong tentang ternate.haus informasi bgt deh. jadi kangen sama beta pung keluarga.tapi seng ada lg di ternate. salam kenal selamat bekerja. thanks

  11. Hallo MAs..
    Saya PUtera daerah Ternate…thnks udah berkunjung ke KOta Tercinta ku….. sebuah pulau yang kharismatik dan sangat eksotik…..
    saya sedang di JOgjakarta menempuh pendidikan S2

  12. ass,bang.
    saya pernah bekerja di ternate kiri-kira selama 4 thn,ternate mmng pulau yg indah dng laut yg bersih dan kaya dgn hasil laut,salam kenal..

  13. Saya lahir di Ternate dan menetap di Belanda. Bulan juni yang akan datang saya akan mengunjungi Maluku Utara. Trim’s untuk informasinya dan salam kenal.

  14. Halo Salam Kenal..Saya juga anak ternate yang skr nyari sesuap nasi di jakarta, aduh pa”jadi kangen atuh ama kampungku ini, cantik,en punya banyak cerita ..pokoknya ternate is the most beautiful island !!! btw kapan lagi mau balik kesana?

  15. Slm Kenal, sy putra ternate.terima kasih atas promosinya. trus klu mau balik ke ternate main donk kerumah saya, gampang dicari kok. alamatnya depan Rumah Walikota Ternate BTN Kel. Maliaro. supaya kita bisa saling tukar informasi………

  16. Ass..
    Yah amPun pak, samPe segitunYa yah..??
    taPi g bisa DipunGkiri, Ternate dah diTakdirkan oleh Allah agaR diJaga oleh GamalaMa daN LautanNya..
    Ituklah kota yaNg diIbaratkan Mutiara yaNg beLum diTemukan..

    saYa aSLi Tte, tp skRg lg mnTut iLmu di Mkssar, Sya amBIL jrusan Prwisata….

    TunGGu aja, AsaL g ada aRal meLinTang sAya akaN puLang unTuk meMperkealKanmu dan merubahmu agaR duNia tau bahwa kaU adaLah pesaing terberAt kota-kota di Indonesia yang leBih berBangga…!!

  17. salam jumpa pak… saya senang dengar nama ternate, soalnya saya orang ternate, tapi skarang saya di jawa lagi kuliah.

  18. saya jadi rindu sama Ternate, Papeda, gohu dan Mama Eni, Gugun, Cici, Jeko dan masyaratakat di Tarau. saya 1 bulan di Ternate ikut Pertukaran Pemuda Antar Provinsi. Ternate emang TOP banget, budaya OK, tempat Asyik Kotanya Indah. Kalau ada kesempatan mau kesana lagi. Tarau adalah rumah kedua. Thanks atas infonya

  19. aku putra ternate…
    aku anak dari “iwan palembang”
    aku senang melihat dan mendengar cerita2 anda ttg ternate
    hampir 80% adalah saudara`ku disana…

  20. aku adalah termasuk orang yang beruntung karena prnah menyaksikan langsung meletusnya gunung gamalama secara langsung..
    saat itu jelang subuh..dengan getaran yang menakutkan..tiba2..!!! meletus dgn suara yg sangat keras..!

    saat itu aku tinggal di kasturian
    lalu pindah ke tabahawa
    karena ayahku adalah KADOLOG utk ternate

    saya beruntung pernah lihat gamalala meletus..
    karena tidak semua orang pernah merasakan secara langsung
    (mungkin org pernah lihat dari media tv,sbg)

  21. Ternate memang cantik. Ibarat manusia, ternate adalah gadis yang cantik jelita. Karena kecantikannya itu tersohor hingga keseluruh dunia. Jangan heran zaman dahulu para pedangang Arab, China, India dan Eropa sudah mengenal Ternate terlebih dahulu ketimbang daerah2 lain di nusanatara. Karena kekayaan alamnya terutama rempah2, membuat dunia melirik ternate.

    Saya ingin melanjutkan cita2 kakek saya Sultan Baabullah yg ingin memakmurkan ternate juga daerah kekuasaannya.

    Islam harus terterapkan di Ternate, itulah cita2 kakek saya Sultan Baabullah…

    Boki Putri yang terusir dari istana

  22. Ternate salah satu daerah yang memiliki keindahan luar biasa. Selain keindahan alamnya yang mempesona, Ternate juga memiliki banyak kebudayaan, salah satu yang saya tau dan menyaksikan secara langsung adalah permainan “bambu gila”. Yang dibawain oleh pemuda2 dari Kulaba. Selain mengenal kekayaan budaya dan keindahan alam Ternate dari internet, saya juga bnayak tau dari sahabat saya Thalib Ajen yang merupakan putra asli Kulaba, beliau merantau di kota Jakarta sudah hampir 15 tahun lamanya. Selama itu pula dia slalu kangen keindahan kota Ternate.

    Thx dah buka blogs yg mengupas tentang keindahan dan kekayaan budaya bangsa…sukses slalu yaa…

    ————————-marimoi ngone puturu———————–

  23. Rasa rindu yang menggebu akan keramahan dan keindahan Maluku membuatku terhempas ke blog ini.
    Meski tak lama waktu untuk menghirup udara di Maluku Utara tapi entah kenapa aku tak bisa melupakannya. Mungkin karna ada yg tertinggal di sana … masa remajaku tertinggal di sana.

  24. saya asli ternate,,dan saya bangga mnjdi putri daerah maluku utara..tmpt wisata yg bpk kunjungi hanya sebagian kcl msh banyak tmpt wisata di maluku utara yg blm terekspos.Maluku utara adalah propinsi yg indah dgn masyarakat yg ramah.

  25. saya orang ternate asli juga tlong donk tambah informasi tentang ternate kebetulan saya lagi menempuh pendidikan s1 di bandung jadi saya pengen tambah informasi tentang ternate. mungkin masih banyak tempat pariwisata yang masih ada di ternate tolong tambah banyak-banyak yach ?????
    mungkin masih ada tempat pariwisata yang ada di pelosok manapun ambil saja yang penting berhubungan dengan ternate tercinta ……lov u ternate

  26. Mas Syam yang baik,
    Penyajian pengalaman yang disampaikan Mas Syam sangat menarik, sehingga bagi mereka yang punya kenangan di Ternate hatinya jadi tergugah untuk ingin mengunjunggi kembali ke Ternate. Sayang Mas Syam tidak menyajikan, kondisi kota Ternate dalam bentuk gambar tahun 2000 an, karena saya berada di Ternate tahun 1965 s/d 1969 saya masih SD di Katolik depan Gereja Ayam, kemudian SMP Negeri I, saya tinggal di Belakang Kantor Kabupaten dan penjara Ternate orang tua saya saat itu Komandan CPM, kalau tidak salah ada staff dari orang tua saya Pak Ferry (namanya)saya dengar sempat jadi anggota DPR.
    Saat itu gedung bioskop namanya Benteng ada Toko Manado di depan ada Hotel Jailolo sekarang sudah berubah Hotel Nirwana ya…saya masih punya sahabat SD namanya SALEH ALISA dan NOTJE yang tinggal di dekat lapangan Benteng. Bagi siapa yang mengetahui beliau tersebut diatas mohon bantuan dapat diinformasikan kepada kami melalui email djokoheru@pln.co.id.
    Demikian mas Syam…Tks
    Salam

  27. mmmmm….pengen kesana lg…3 bulan di ternate terasa belum cukup…bnyak tempat yang membuat saya pengen kembali kesana…sidongoli, bobane igo dan ake lamoh tempat yang pernah saya singgah…kapan saya harus kembali kesana…salam hangat buat kawan2 di ternate dari arie kalbar

  28. wah ternyata ternate indah ya, trmksh pak info pgalamannya, tak lama bln puasa ini saya ke ternate tugas bekerja, salam kenal ya semuanaya……thx….

  29. saya pernah di ternate selama 4 thn (2007-2011) ternate memang indah saya menganggap ternate kampung halaman ke dua….. banyak kenangan indah selama di ternate… sya sdh jelajahi ternate mulai taliabu,bacan,halmahera,morotai sampai ke batang dua…. coba juga makan bappeda dengan kuah kuning ikan… coba juga memancing dilaut disekitar p.ternate, p.tidore dan p.niagara ikannya segar2…

  30. salam kenal 🙂
    saya dari ternate .. liat artikel bpak saya jdi kangen ternate tempo dlu .. beda dengan yg skrang 😥

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s